Apa Itu Kecerdasan? Dari Mana Asalnya? | Kurzgesagt

🎁Amazon Prime 📖Kindle Unlimited 🎧Audible Plus 🎵Amazon Music Unlimited 🌿iHerb 💰Binance

Video

Transkripsi

Manusia bangga atas banyak hal,

mulai dari akselerator partikel, sampai puisi dan Pokemon.

Semuanya ada berkat sesuatu yang sangat dihargai manusia,

yaitu kecerdasan.

Kita menganggap kecerdasan sebagai suatu sifat, seperti tinggi badan dan kekuatan,

tapi saat kita berusaha mendefinisi- kannya, ini menjadi tidak jelas.

Pada dasarnya, kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah,

terutama masalah bertahan hidup,

yang termasuk mencari makanan dan tempat tinggal,

melawan pesaing seksual, atau melarikan diri dari predator.

Kecerdasan bukanlah hal tunggal.

Ini mencakup kemampuan mengumpulkan pengetahuan,

belajar, menjadi kreatif, membuat strategi, atau berpikir kritis.

Ini terlihat pada berbagai perilaku,

mulai dari reaksi bawaan atau insting

sampai tingkatan-tingkatan belajar yang berbeda dan semacam kesadaran.

Tidak semua ilmuwan sependapat tentang asal-usul kecerdasan

atau hal seperti apa yang bisa disebut kecerdasan.

Lebih rumit lagi, kecerdasan juga berkaitan dengan kesadaran

karena kesadaran berguna untuk memecahkan masalah.

Akan tetapi, kami akan membahas kesadaran di video lain

jadi sekarang kami sisihkan dulu.

Baiklah, definisi kecerdasan tidak begitu jelas.

Mungkin kita bisa menganggapnya seperti seperangkat keahlian yang luwes,

seperti kotak perkakas.

Peralatan Dasar

Alat yang paling mendasar dalam kotak perkakas kecerdasan

adalah kemampuan mengumpulkan informasi, menyimpannya, dan

memakainya untuk belajar.

Informasi tentang dunia dikumpulkan lewat indra kita,

seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, atau pengecap

dan membantu kita menjelajahi dan bereaksi terhadap dunia luar dengan sesuai.

Namun, makhluk hidup juga perlu mengawasi keadaan tubuhnya,

seperti rasa lapar dan rasa lelah.

Informasi adalah dasar tindakan semua makhluk hidup.

Tanpanya, Anda ada di bawah kendali lingkungan sekitar,

tidak mampu bereaksi dengan sesuai atau fleksibel.

Informasi jauh lebih berguna jika kita mampu menyimpannya

maka alat yang kedua adalah ingatan.

Ingatan adalah kemampuan menyimpan dan mengambil kembali informasi

sehingga makhluk hidup tidak perlu mulai dari nol lagi

setiap kali ia melihat sesuatu yang penting.

Ingatan bisa berupa kejadian, tempat, dan asosiasi,

juga perilaku, seperti metode berburu atau mengumpulkan makanan.

Beberapa perilaku, seperti terbang, harus diulang berkali-kali sampai dikuasai.

Inilah yang disebut belajar,

yaitu proses untuk menyusun runtunan pikiran dan tindakan.

Intinya, perilaku berurutan yang bisa diulang, diragamkan, dan diadaptasi.

Tiga peralatan ini memungkinkan makhluk hidup yang tampak bodoh

bertindak dengan cara yang sungguh cerdas.

Jamur lendir aseluler, yang sebenarnya hanya sebuah sel besar yang berlendir,

menunjukkan perilaku yang mirip hewan dengan otak sederhana.

Saat diletakkan dalam labirin dengan makanan di satu sisi,

jamur lendir menjelajahi lingkungannya dan

menandai jalannya dengan jejak lendir,

seperti mengoleskan ingatan ke tanah.

Seiring terus menjelajah, dia menghindari jalan yang sudah ditandai

dan menemukan jalan menuju makanan.

Alih-alih terjebak dalam jalan buntu dengan buta,

sang jamur lendir menyesuaikan perilakunya demi mengurangi waktu dan usaha.

Ini perilaku bawaan

dan ilmuwan tidak sependapat apakah ini termasuk kecerdasan

walaupun ini memberikan kelebihan bagi jamur lendir.

Lebah adalah contoh perilaku cerdas yang lebih adaptif.

Ilmuwan melatih lebah untuk memindahkan bola berwarna ke gawang demi imbalan gula.

Lebah-lebah tidak hanya mahir dalam perilaku yang alamiah ini,

tetapi juga menjadi lebih efisien seiring waktu.

Saat ada beberapa bola,

lebah-lebah memilih bola yang terdekat dengan gawang

meskipun warna bola tersebut berbeda dengan bola saat latihan.

Untuk masalah yang lebih menantang, kita perlu lebih banyak fleksibilitas.

Peralatan Lebih Canggih

Dengan mengembangkan peralatan dasar,

hewan yang lebih rumit mampu menyelesaikan lebih banyak masalah.

Mereka bisa mengingat berbagai asosiasi,

hubungan, dan trik mekanis.

Peralatan ini disebut perpustakaan ilmu.

Misalnya rakun.

Makanan kesukaan mereka adalah makanan manusia.

Pendekatan mereka untuk memperoleh makanan ini

bergantung pada beragam keahlian teoritis dan praktis

yang membuat mereka pembobol yang mahir,

yang mampu membuka jendela dan membuka kunci.

Dalam sebuah penelitian, rakun diberikan kotak yang diamankan dengan beragam kunci,

seperti kait, gerendel, sumbat, atau selot.

Masing-masing memerlukan kurang dari sepuluh percobaan untuk membuka semua kotak

bahkan saat kunci-kunci berbeda dipasang sekaligus dalam kombinasi yang kian sulit,

yang harus dibuka secara berurutan dengan tingkat kekuatan berbeda.

Setahun kemudian, para rakun masih ingat cara membuka kotak

dan sama cepatnya dengan percobaan pertama.

Selain perpustakaan asosiasi dan keahlian kita,

alat yang paling menakjubkan dalam kotak perkakas kita adalah kreativitas,

semacam lakban mental.

Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna

dari hal-hal yang tampak tidak berkaitan.

Dalam hal kecerdasan,

ini berarti membuat hubungan yang baru dan tidak lazim,

menghubungkan input ingatan dan keahlian

untuk membuat solusi yang unik untuk suatu masalah.

Dalam penelitian rakun berbeda,

peneliti menunjukkan bahwa dengan memasukan kerikil ke wadah air,

mereka bisa menaikkan ketinggian air sehingga mampu menggapai makanan yang mengambang.

Satu rakun menemukan solusi yang lebih baik.

Dia menumpahkan wadah airnya.

Sisi lain dari kreativitas

adalah menerapkan sumber daya baru terhadap suatu pekerjaan, yaitu peralatan fisik.

Misalnya primata yang menggunakan tongkat untuk memancing rayap dari pohon

atau gurita yang mengumpulkan dan merakit batok kelapa

menjadi perisai portabel untuk bersembunyi dari musuh.

Mengumpulkan bahan untuk digunakan nanti

berhubungan dengan keahlian memecahkan masalah yang lebih canggih, yaitu perencanaan.

Perencanaan berarti memikirkan kegiatan yang diperlukan untuk sebuah tujuan

dan menyusunnya dalam sebuah rencana.

Saat ada kejadian tak terduga dan kesempatan baru,

perlu dipertimbangkan apakah hal ini sesuai dengan rencana.

Contoh perilaku ini adalah

menimbun makanan untuk dimakan nanti.

Ini perilaku yang instingtif bagi tupai.

Walaupun mereka menyembunyikan makanan secara insting,

mereka tetap perlu keahlian berpikir yang tinggi untuk membuat keputusan terbaik.

Tupai memeriksa setiap kacang

dan membandingkan waktu dan usaha untuk menyembunyikannya

terhadap manfaat yang akan mereka peroleh darinya.

Kacang yang rusak atau rendah lemak akan langsung dimakan

sementara kacang yang belum matang akan masuk ke persediaan.

Tupai juga berpura-pura mengubur kacang jika mereka merasa diawasi.

Lumbung kosong ini mengalihkan perhatian pesaing dari harta karun aslinya.

Ini strategi yang cukup canggih

karena untuk berencana menipu orang lain,

Anda harus sadar bahwa ada orang lain seperti Anda yang berkemauan serupa.

Semakin rumit masalahnya,

semakin banyak kombinasi peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikannya.

Semakin banyak peralatan, semakin besar keluwesan

untuk memecahkan masalah kehidupan.

Namun, untuk masalah yang rumit sekalipun,

keadaan hewan masing- masinglah yang menentukan.

Tupai adalah omnivora

yang menjaga wilayah kekuasaan mereka dengan ganas.

Masuk akal bagi mereka untuk mengingat tempat menyimpan makanan yang berbeda

dan menipu pesaing demi meningkatkan peluang hidup mereka.

Domba tidak memiliki trik-trik yang sedemikian maju

tapi mereka tidak perlu.

mereka pemakan rumput yang hidup dalam kawanan.

Keahlian yang penting bagi mereka adalah keahlian sosial.

Mereka mengenali dan mengingat banyak domba berbeda, bahkan manusia selama bertahun-tahun.

Keahlian yang sepenuhnya bebeda.

Mengembangkan dan menjaga keahlian rumit yang tidak berguna bagi mereka

hanya membuang-buang sumber daya.

Manusia justru sebaliknya

dan mengembangkan alat kecerdasan yang anehnya amat beragam.

Walaupun ini bermanfaat secara tidak sengaja,

kita menambahkan peralatan baru di atasnya, yaitu budaya.

Tidak ada yang bisa membangun roket atau akselerator partikel seorang diri.

Namun, berkat kemampuan kita bekerja sama dan berbagi ilmu melintasi generasi,

kita mampu menyelesaikan masalah melebihi kemampuan individu masing-masing.

Ini memungkinkan kita untuk membentuk planet ini semau kita.

Kita juga membuat masalah baru, seperti sudoku, formulir pajak, dan teori dawai,

tapi begitu juga perubahan iklim dan resistansi antibiotik.

Untuk menyelesaikan ini, kita harus berpikir lebih dari kehidupan jangka pendek,

dan memikirkan masa depan yang jauh.

Kita punya kotak perkakasnya.

Kita hanya perlu memakainya.

Masih seputar alat untuk belajar,

kami dengar bahwa banyak guru yang memakai poster infografik kami di kelas.

Jadi kami menanyakan apa yang akan paling membantu dan membuat edisi edukasi

untuk guru, murid, dan semua orang.

Ini poster yang agak lebih besar tentang berbagai hal

yang akan semakin bertambah,

mulai dari tabel periodik sampai peta dunia atau tubuh manusia.

Anda bisa mendapatkannya di toko kami dan dukunglah kami jika mau.

Beri tahu kami poster apa yang Anda inginkan untuk kamar atau kelas Anda.

Video ini adalah bagian kedua dari seri tiga bagian mengenai

pertanyaan besar tentang kehidupan dan alam semesta

yang ada berkat tunjangan dari Templeton World Charity Foundation.

Anda dapat melihat sumber kami dan bacaan lebih lanjut di deskripsi video.