Energi nuklir bekerja dengan memanfaatkan reaksi nuklir untuk menghasilkan panas yang kemudian digunakan untuk menghasilkan listrik. | Kurzgesagt

🎁Amazon Prime 📖Kindle Unlimited 🎧Audible Plus 🎵Amazon Music Unlimited 🌿iHerb 💰Binance

Video

Transkripsi

Apakah Anda pernah berdebat tentang tenaga nuklir?

Kami pernah, dan kami pikir itu membuat frustasi dan membingungkan,

jadi mari kita coba dan dapatkan jawaban untuk topik ini.

[Musik Pembuka] In a nutshell oleh Kursgezaght

Semuanya dimulai pada tahun 1940-an.

Setelah trauma dan kengerian perang dan penggunaan bom atom,

energi nuklir berjanji menjadi tambahan teknologi baru yang aman,

membantu dunia kembali pada pijakannya.

Imajinasi semua orang menjadi tak terkendali.

Akankah listrik menjadi bebas biaya?

Dapatkah tenaga nuklir membantu menyelesaikan masalah di Antartika?

Akankah ada mobil , pesawat, atau rumah yang bertenaga nuklir?

Tampaknya ini hanya beberapa tahun kerja keras lagi.

Satu hal yang pasti: masa depan adalah atom.

Hanya beberapa tahun mendatang, ada semacam jaman masalah atom;

ternyata, tenaga nuklir sangat rumit dan sangat mahal.

Beralih dari ilmu fisika ke ilmu teknik memang mudah di atas kertas,

tapi sulit dalam kehidupan nyata.

Juga, perusahaan swasta berpikir bahwa tenaga nuklir itu terlalu berisiko

sebagai investasi; kebanyakan dari mereka akan memilih gas, batu bara, dan minyak.

Tapi ada banyak orang yang tidak hanya ingin meninggalkan

janji jaman atom; teknologi baru yang menarik,

harapan listrik murah yang sangat menguntungkan,

harapan menjadi independen mengenai impor minyak dan gas bumi,

dan dalam beberapa kasus, keinginan tersembunyi untuk memiliki senjata atom

memberikan motivasi yang kuat untuk terus berjalan.

Waktu terbaik tenaga nuklir akhirnya datang pada awal tahun 1970, ketika

perang di Timur Tengah menyebabkan harga minyak meroket di seluruh dunia.

Sekarang, bunga komersial dan investasi berakhir di kecepatan yang menyilaukan.

Lebih dari setengah dari semua reaktor nuklir di dunia dibangun

antara tahun 1970 dan 1985.

Tapi jenis reaktor seperti apa yang dibangun, mengingat betapa banyak jenis

yang ada untuk dipilih?

Calon yang tidak diungulkan secara mengejutkan memenangkannya:

Reaktor air ringan.

Ini tidak sangat inovatif, dan ini tidak terlalu populer di kalangan para ilmuwan,

tapi memiliki beberapa keuntungan yang menentukan:

Itu telah ada, itu bekerja, dan itu tidak terlalu mahal.

Jadi, seperti apa reaktor air ringan bekerja?

Nah, yang mengejutkan prinsip dasarnya sangat sederhana:

Ia memanaskan air menggunakan reaksi berantai buatan.

Fisi nuklir melepaskan beberapa juta kali lebih banyak energi

dari yang bisa dilakukan oleh reaksi kimia.

Elemen yang sangat berat di ambang kestabilan, seperti uranium-235,

dibombardir dengan neutron.

Neutron berhasil diserap, tetapi hasilnya tidak stabil.

Setelah beberapa waktu, elemen ini terbagi menjadi elemen ringan yang bergerak cepat,

beberapa tambahan neutron bebas, dan energi dalam bentuk radiasi.

Radiasi memanaskan air di sekitarnya, sedangkan neutron mengulangi proses dengan atom lain,

melepaskan lebih banyak neutron dan radiasi dalam reaksi berantai yang dikendalikan erat.

Sangat berbeda dengan cepat, reaksi melepaskan diri destruktif seperti bom atom.

Dalam reaktor air ringan kami, moderator diperlukan untuk mengontrol energi neutron .

Sederhana, air biasa melakukan pekerjaan, yang sangat praktis, semenjak digunakannya air

untuk menggerakkan turbin juga.

Reaktor air ringan menjadi lazim digunakan karena itu sederhana dan murah.

Namun, itu tidak yang paling aman dan paling efisien, juga tidak elegan secara teknis

untuk reaktor nuklir.

Kabar nuklir yang diperbarui berlangsung hampir satu dekade, meskipun

pada tahun 1979, pabrik nuklir Three Mile Island di Pennsylvania

nyaris menjadi bencana ketika intinya meleleh.

Pada tahun 1986, bencana Chernobyl langsung mengancam Eropa Tengah

dengan awan radioaktif, dan pada tahun 2011 bencana Fukushima yang berlarut-larut

memicu diskusi dan kekhawatiran baru.

Sementara di tahun 1980-an , 218 reaktor tenaga nuklir baru telah dihidupkan.

Jumlah mereka dan produksi listrik dari nuklir pangsa global telah mengalami stagnasi

sejak akhir era 80-an.

Jadi apa situasi saat ini?

Hari ini, energi nuklir memenuhi sekitar 10% dari permintaan energi dunia.

Ada sekitar 439 reaktor nuklir di 31 negara.

Sekitar 70 reaktor baru sedang dibangun di tahun 2015,

kebanyakan dari mereka berada di negara-negara yang tumbuh dengan cepat.

Semua dalam semua, 116 reaktor baru direncanakan di seluruh dunia.

Kebanyakan reaktor nuklir dibangun lebih dari 25 tahun yang lalu dengan teknologi yang cukup tua.

Lebih dari 80% adalah berbagai jenis dari reaktor air ringan.

Hari ini, banyak negara dihadapkan dengan pilihan: penggantian mahal dari

reaktor yang menua, kemungkinan yang lebih efisien, tatapi kurang pengujian model,

atau pindah dari tenaga nuklir menjuju yang lebih baru atau teknologi yang lebih tua

dengan biaya dan dampak lingkungan yang berbeda.

Jadi, haruskah kita menggunakan energi nuklir?

Pendapat pro dan kontra akan disajikan di sini minggu depan.

Berlangganan, dan Anda tidak akan ketinggalan!